Translate

Sabtu, 09 Juni 2012

Di sengaja ataukah hanya sebuah kebetulan saja


Disengaja ataukah sebuah kebetulan??
Sadarkah anda, bahwa kenapa bangsa kita selalu terbelakang mentalnya (atau mungkin lebih tepatnya sakit jiwa akut). Padahal kita lebih dari 65 tahun Negara kita telah merdeka dari segala macam bentuk penjajahan. Tahukah anda, yang menyebabkan mental bangsa kita seperti ini salah satunya adalah dengan music atau lebih tepatnya lagu. Dan parahnya lagi lagu tersebut bukanlah pada lagu orang dewasa,  melainkan pada lagu anak-anak. Coba kita cermati baik-baik setiap lirik dari lagu anak-anak yang mungkin anda hapal atau minimal pernah terdengar ditelinga anda baik saat kalian masih kanak-kanak atau baru-baru ini.
1)       Pertama lagu “BALONKU” yang mengajarkan anak untuk bodoh dalam menghitung. Coba kita perhatikan liriknya baik-baik:
“Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya. Merah, kuning, kelabu, merah muda dan biru. Meletus balon hijau door.. hatiku sangat kacau. Balonku tinggal empat, kupegang erat-erat.”
Masih belum paham?? Didalam lagu ini disebutkan bahwa si anak memiliki berjumlah 5 buah, akan tetapi tiba-tiba saja muncul balon warna hijau yang meletus. Padahal warna hijau tidak disebutkan dalam lirik lagu tersebut oleh sianak. Mestinya kalau begitu, liriknya menjadi balonku ada 6 dong,kemudian meletus balon warna hijau dan balon punya sianak menjadi 5 buah, bukannya tinggal 4. Disini jelas-jelas sutu pembodohan, dan mungkin sampai sekarang adik-adik kita atau bahkan kita sendiri masih menyanyikan lagu bodoh tersebut.
2)       Kedua lagu “bintang kecil” yang mengajarkan anak buta warna. Perlu bukti?? Kita simak baik-baik lirik lagu tersebut:
“Bintang kecil, dilangit yang biru. Amat banyak menghias angkasa. Aku ingin terbang dan menari. Jauh tinggi ketempat kau berada.”
Dalam lagu ini disebutkan bahwa bintang muncul dilangit yang biru, padahal faktanya bintang itu hanya muncul pada malam hari dan langitnya pun berwarna hitam/gelap bukannya biru. Iya gak??
3)       Ketiga lagu “naik kereta api”, lagu ini jelaslah lagu yang sangat berbahaya bagi anak-anak karena akan menimbulkan sifat pengen gratisan dalam naik kendaraan terutama kereta api. Coba kita buktikan:
“Naik kereta api tut-tut-tut, siapa hendak turut. Ke Bandung, Surabaya. Bolehlah naik dengan percuma. Ayo kawanku lekas naik. Keretaku tak berhenti lama.”
Dalam kata yang digaris bawahi ini, menanamkan persepsi kepada anak bahwa yang namanya naik kereta itu ga usah bayar alias gratis (dengan percuma), ga heran sampai sekarang susah sekali untuk menertibkan para penumpang gelap yang tidak membeli tiket. Terutama untuk jurusan Bandung dan Surabaya. Itu karena apa, mereka menganggap bahwa kereta tersebut miliknya sendiri, sehingga bebas untuk naik kapan saja. (Pantesan aja PJ. KAI ga pernah bisa nertibin, gara-gara lagu ini toh).
4)       Lalu lagu pembodohan lainnya adalah lagu “aku seorang kapiten”. Mau tahu pembodohannya dimana. Kita simak baik-baik:
“Aku seorang kapiten. Mempunyai pedang panjang. Kalau berjalan prok-prok-prok. Aku seorang kapiten…”
Disini dijelaskan bahwa kalau kapiten berjalan suaranya prok-prok-prok. Emangnya tepuk tangan bunyinya gitu. Mestinya kan kalau berjalan yang akan terdengarkan suara sepatunya atau bunyi gesekan pedang panjangnya dengan bajunya itu. Kalau mau bunyinya prok-prok-prok. Mestinya jangan kalau berjalan. Tapi diganti liriknya menjadi: “Aku seorang kapiten. Mempunyai pedang panjang. Kalau bertepuk prok-prok-prok. Aku seorang kapiten…”  (tapi kalau seperti itu, bukan kapiten dong, malah jadi mirip pramuka)
5)       Lalu lagunya susan yang judulnya “cita-citaku” yang mengajarkan kita untuk budaya pamer dan sombong serta malpraktik. Coba kita buktikan.
Cita-citaku. U..u..u..u ingin jadi profeser. Bikin pesawat terbang kubuat sendiri. Kalau bisa terbang. Kuajak mamah kepasar. Dts..
Serta
Cita-citaku. U..u..u..u ingin menjadi dokter, mau nyuntik orang lewat. Enjus-enjus-enjus.
Pada lirik pertama, mengajarkan sifat pamer yang sangat berlebihan, masak ingin mengantar mamah pergi kepasar aja menggunakan pesawat terbang. Emang pasarnya yang mana yang mau dituju. Sombong banget gat uh.
Lebih parah lagi, pada syair yang kedua. Kalau jadi dokter, mau nyuntik orang lewat. Waduh apa ga bahaya tuh. (Masa ga sakit ga apa, ujug-ujug langsung main suntik aja. Emang orang itu dianggep anjing rabies apa???) Ini jelas-jelas suatu tindakan malpraktik. Ga aneh, malpraktik semakin marak dilakukan oleh para dokter.
6)       Lalu lagu “naik delman” yang mengajarkan ketidak sopanan terhadap orang lain, khususnya ornang yang lebih tua dari kita. Mari kita buktikan:
“Pada hari minggu kuturut ayah kekota. Naik delman istimewa kududuk dimuka. Kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja. Mengendarai kuda supaya baik jalannya.”
Disini, jelas-jelas sangat tidak sopan, yang namanya duduk ya dikursi lah, masak kita duduk dimuka. Mau delman istimewa kek atau delman biasa kek tetep aja ga boleh lah. Ga aneh kalau sekarang banyak anak yang ga punya sopan-santun.
7)       Lagu “pelangi” yang sarat unsur menanamkan kepikunan sejak dini. Coba perhatikan baik-baik.
“pelangi-pelangi, alangkah indahmu. Merah kuning hijau. Dilangit yang biru. Pelukis mu “agung” siapa gerangan?? Pelangi-pelangi ciptaan tuhan”
Dilagu ini sebenarnya sudah disebutkan siapakah yang melukis pelangi oleh penyanyi sendiri yaitu “agung” tetapi lirik selanjutnya kok sipenyanyi masih nanyain aja siapakah yang ngelukis pelangi. Aneh ga tuh??
lalu selanjutnya, lagu yang membuat kenapa anak2 jaman sekarap pada nguntab/blogdod (red:durhaka) dengan orang tua adalah lagu "ambilkan bulan". bayangin aja, masa sih Ibu dipaksa buat ngelakuin hal yang mustahil dilakuin.dan itu memang mustahil. yup, betul ambilkan bulan bu....
8) Lagu "Potong Bebek Angsa" merupakan lagu pembunuhan yang cenderung menunjukan kebengisan dan kesadisan. coba saja kalian nyanyikan, "potong bebek angsa, angsa dikuali, nona minta dansa dansa 4 kali" kira ada ga sih orang yang tega nyembelih angsa langsung dikualinya.  selain itu, sehabis memotong mereka langsung minta dansa 4 kali lagi dengan nona. ada ga sih orang yang abis motong bebek langsung dikuali lalu dansa 4 kali dengan si nona? sadis kan?.
9) “Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..” Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!
10) “Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X” Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!
11) “Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..” Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung!
12) “nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk”
Anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg “mengancam”sungguh terlalu, mungkin ini kenapa alasannya banyak terjadi kasus bullying disekolah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar